Minggu, 11 Maret 2018

Resensi : Persiapan Menuju 2020 untuk Era Global

Judul Buku      : Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global
Penulis             : Prof. Dr. Ing. Wardjiman Djojonegoro
Penerbit           : Dep - Dik - Bud Press
Tebal Buku      : XXII + 83 halaman
ISBN               : 979-9001-04-8




Tuntutan Ekonomi
Meningkatnya persaingan global maupun regional yang akan dihadapi Indonesia, membutuhkan tingkat penguasaan keterampilan kejuruan yang memadai melalui sistem pelatihan yang mampu melaksanakan metoda terbaik dan bermutu Era perdagangan bebas selanjutnya, juga akan membuka peluang baru sekaligus tantangan untuk industri - industri lain di Indonesia. Misalnya, di sektor pertanian. Kebutuhan tenaga kerja disektor pertanian relatif cenderung menurun, namun daya serap tenaga kerja pada sektor ini masih yang terbesar. Dorongan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk-produk pertanian untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor sudah mulai terasa saat ini.
Pendidikan Kejuruan untuk Masa Depan Indonesia
Menuju tahun 2020, perekonomian Indonesia akan berubah dan berkembang ke arah perekonornian global, sehingga perusahaan dan industri di Indonesia dituntut untuk mampu bersaing di pasar regional maupun global. Untuk menghadapinya, Indonesia memerlukan strategi yang kuat, yaitu dengan mengembangkan sumber daya. Sumber daya Indonesia yang paling berharga adalah keterampilan dan keahlian bangsanya. Upaya peningkatan nilai tambah pada salah satu sumber daya yang dimaksudkan di atas, yaitu dengan cara meningkatkan keterampilan dan keahlian generasi muda Indonesia yang akan memasuki dunia kerja dan melatih ulang serta meningkatkan keterampilan dan keahlian bagi mereka yang sudah bekerja, agar tetap selaras dengan perkembangan teknologi dan perubahan pasar.
Sistem Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan merupakan usulan untuk kemudian dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi tuntutan ekonomi di industri. Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan mempunyai tujuan utama untuk memberikan bekal keterampilan dan pengetahuan-pengetahuan pendukungnya agar siswa dapat menjadi pekerja yang produktif dan mampu bcrsaing dalam mendapatkan tempat kerja maupun dalam mempersiapkan diri untuk meniti karir yang lebih tinggi. Untuk dapat mencapai tujuan ini, kerja sama yang erat antara penyelenggara pendidikan dan pelatihan dengan industri harus dikembangkan dalam menetapkan berbagai standar keahlian (diklat) , pengembangan kurikulum, dan kebijakan pengelolaan sistem. Secara umum, usulan pengembangan ini dirancang atas dasar kebijakan “link” dan “match” yang diterapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Selain itu, disebutkan pula rencana kebijakan pengembangan sistem “Pelatihan berbasis kompetensi industri” (Competency Based Training) di Indonesia serta tindak lanjutmya.
Sistem Pelatihan yang Dipicu oleh Industri
Sistem pelatihan berbasis kompetensi diawali dengan pembentukan komite-komite industri serumpun yang selanjutnya akan bekerja sama dengan para instruktur kejuruan untuk mengembangkan seperangkat standar keterampilan yang berkaitan langsung dengan kebutuhan nyata lapangan kerja. Ada kesepadanan antara pelatihan on-the-job (berlatih sambil bekerja) dan off-the-job (berlatih di luar tempat kerja) dan tidak menjadi soal dimana keterampilan itu diperoleh.
Suatu proses berkesinambungan untuk meningkatkan mutu dan upaya sekuat tenaga untuk mencapai hasil yang terbaik dengan jalan meramu berbagai karya yang paling baik (best practice) yang telah dicapai oleh berbagai pihak, baik yang berada di luar maupun di dalam lingkungan sendiri. Best Practice merupakan hasil kinerja yang diketahui terbaik dari setiap prosedur atau metoda yang diterapkan.]dari sertifikat yang diberikan pada siswa/pekerja. Perusahaan akan mengerti apa arti sebuah sertifikat dalam kaitannya dengan keterampilan, karena dalam sertifikat tersebut keterampilan akan dijelaskan dalam format-format yang sesuai dengan industri dan tempat kerja.
Beberapa tahun ini, beberapa proyek telah merintis dikembangkannya standar-standar kompetensi yang berkaitan langsung dengan kurikulum dan materi-materi ajaran yang telah dipakai oleh SMK dan program-program Diploma. Beberapa industri juga telah mengembangkan pelatihan berbasis kompetensi dalam program intern mereka. Dalam hal ini industri harus mau menyediakan tempat untuk memperoleh pengalaman kerja tersebut, jika ingin merekrut tenaga kerja yang kompeten.
Siswa dan Program Pelatihan
Sistem SMK yang ada .saat ini merupakan investasi nasional yang sangat besar di bidang pendidikan kejuruan. Pengembangan SMK melalui Sistem Ganda merupakan prioritas yang baik untuk dilakukan. Di negara lain istilah `magang’ menggambarkan seseorang yang telah bekerja pada suatu perusahaan dan mendapat pelatihan diperusahaan serta dibebaskan beberapa hari untuk belajar resmi di suatu sekolah. Sedangkan magang di Indonesia tidaklah demikian, meskipun magang tersebut berbasis di perusahaan. Magang di Indonesia berbeda dengan pendidikan Sistem Ganda karena siswanya sudah lepas dari pendidikan formal. Banyak program magang dimana kegiatan off-the-job trainingnya dilaksanakan di suatu pusat pelatihan yang dikelola oleh departemendepartemen lain di luar Depdikbud. Sebaliknya beberapa SMK juga melayani off the-job training bagi pemagang industri dengan mengenakan biaya pelatihan tertentu. Ada juga beberapa prakarsa yang disponsori KADIN dan beberapa lembaga lain untuk mengembangkan dan menerapkan pemagangan di Indonesia. Pemagangan akan mem­punyai peran penting dalam melatih tenaga kerja pemula. SMK perlu meruhah perannya secara bertahap sehingga dapat memenuhi misi pendidikan kejuruan yang lebih luas.
Semua program di SMK dimulai dengan belajar tentang dasar-dasar kejuruan ditahun pertama. Selanjutnya siswa akan menempuh program kombinasi antara ‘work-based learning’ dan ‘school-based learning’, bisa sejak tahun pertama. Maka dari itu, SMK harus mempromosikan secara proaktif program pendidikan bagi karyawan-karyawan di daerah masing-masing. Perhedaan waktu praktek kerja akan memberikan tingkat Kompetensi yang herbeda. Program praktek kerja yang tersedia harus dioptimasikan agar da­pat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada seluruh siswa.
Jalur yang Fleksibel
            Memberikan pelatihan keterampilan dasar yang baik kepada siswa merupakan hal yang sangat penting di SMK. Istilah “pembelajaran konsektual” mulai diusulkan untuk lebih mengintegerasikan antara teori dan praktik yang dikembangkan dari pembelajaran konsektual. Dalam hal ini, pendidikan kejuruan di Indonesia seharusnya bisa memberikan keluwesan untuk memilih jenjang kedepannya. Sampai saat ini, tamatan SMK di Indonesia dirasa sulit untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal ini yang menjadikan alasan para orangtua untuk lebih memilih menyekolahkan anak-anaknya di SMA.
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
            Sistem SMK merupakan investasi dan pembiayaan operasional terbesar yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam pendidikan kejuruan. Sehingga, hal ini dapat menunjang lebih dalam pembelajaran yang lebih terpusatkan kedalam keterampilan. SMK seharusnya membuat rencana untuk peningkatan dan pengendalian mutu. Secara terstruktur proses ini dapat menggunakan “Total Performance Manager” atau “Bench-marking” dengan bantuan PPPG. Selanjutnya, usaha peningkatan kualitas disebut dengan “best practice”. Upaya mutu melalui “best practice” dan  TPM harus dilembagakan sebagai program formal pada semua SMK.

Sampai saat ini beberapa SMK di Indonesia, masih belum memilki tenaga pendidik yang memilki banyak pengalaman dari industri. Padahal, seharusnya untuk membentuk peserta didik yang dapat berkompetensi di industri tentu harus ada arahan dari guru yang telah memiliki banyak pengalaman.
            Pemberian pengetahuan dan pembekalan dibidang kewirausahaan merupakan salah satu alternatif yang bisa diambil oleh peserta didik di SMK. Sehingga, apabila setelah lulus nanti mereka belum memilki kompetensi yang baik dan merasa kesusahan untuk melanjutkan di perguruan tinggi, mereka dapat membuka usaha sendiri sehingga dapat meningkatkan perputaran ekonomi di Indonesia juga.
Pengelolaan Sistem
            Sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan berbasis kompetensi yang dibutuhkan industri merupakan sistem yang diperlukan dalam pengimplementasian. Mengembangkan standar keterampilan bagi sektor industri, menjadikan peran industri lebih besar dalam pengembangan kebijakan, mempunyai badan – badan tingkat nasional, propinsi, dan lokal/sekolah yang akan membentuk kemitraan merupakan unsur terpenting dalam pembentukan sistem tersebut. Program ini merupakan program yang dapat dilakukan untuk jangka panjang. Usulan yang diusulkan adalah dengan membentuk Badan Pelaksanaan Standar Keterampilan Kejuruan (BPSKK) dan menyusun pedoman umum di tingkat nasional maupun daerah / propinsi. Rancangan ini dibuat untuk membantu para pengusaha dalam hal perekrutan tenaga yang terampil dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Selanjutnya nanti, pemantauan dan pengevaluasi penyelenggaraan dapat dilakukan oleh DPPKN.
            Saat ini, sudah mulai berjalan Badan Pelaksanaan Standar Keterampilan Kejuruan. Dapat diperhatikan juga, bahwa usulan yang dibuat telah dipikirkan sampai tahap evaluasi. Hal ini tentu sudah menjadi langkah awal yang baik untuk mempersiapkan dan mengimplementasikan sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan berbasis kompetensi.
Garis Besar Program untuk Pembaruan
            Saat ini terdapat kesempatan yang baik untuk melakukan perubahan. Kesempatan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, melalui perencanaan yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini perlu segera diambil langkah awal untuk memulai semua agar tidak terlambat. Perencanaan jangka pendek harus dilakukan terlebih dahulu. Unsur terpenting dalam perencanaan jangka pendek adalah kesediaan negara – negara donor (Australia dan Jerman) untuk membantu. Selanjutnya, Sekretariat Nasional harus membentuk dan mengkonsentrasikan beberapa standar dalam bidang sesuai dengan prioritas. Prioritas pertama yang harus segera dibentuk adalah pertanian; perhotelan dan pariwisata; bangunan, konstruksi; dan konsultasi, teknologi telekomunikasi. Selanjutnya adalah bidang manufaktur; mesin; listrik; bisnis dan perkantoran; tekstil; garmen/produk tekstil; sepatu dan alas kaki. Priotas ini dibuat berdasarkan peluang terbesar yang ada di Indonesia. Namun sayangnya, sampai saat ini Sekolah Kejuruan dibidang yang merupakan prioritas pertama belum banyak dibentuk. Apabila prioritas pertama sudah dijalankan dari dulu, mungkin saat ini bidang – bidang yang merupakan prioritas pertama sudah berjalan maju dan tidak tertinggal dari negara – negara lain, dan bisa menjadi perubahaan jangka panjang tentunya. Negara kita kurang peka terhadap perubahan ini.

            Sejauh ini dari semua aspek yang telah dibahas, usulan usulan dalam persiapan menuju 2020 berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Namun, waktu pelaksanaannya masih terasa lamban. Apabila usulan-usulan tersebut bisa berjalan dengan cepat dan bisa terlaksana dengan baik, di tahun 2020 nanti Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di Indonesia pasti sudah maju dari negara – negara lain. 



URL : http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=47008&keywords=keterampilan+menjelang+2020

1 komentar:

  1. "Selamat siang Bos 😃
    Mohon maaf mengganggu bos ,

    apa kabar nih bos kami dari Agen365
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Silahkan di add contact kami ya bos :)

    Line : agen365
    WA : +85587781483
    Wechat : agen365


    terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"

    BalasHapus