Rabu, 05 Maret 2014

Hanya Dapat Mengeluarkan Air Mata!

Rasa rindu itu tiba tiba datang lagi. Rindu akan suasana rumah lengkap dengan adanya mamah,ayah,adik. Hanya air mata yg sanggup aku keluarkan. Ketidak sanggupanku untuk mengucapkan kata "rindu" kepada mereka menghambat semuanya. Kembali ku buka album album foto di handphone, melihat kembali kebersamaaan kita selama ini, kegembiraan kita selama ini. Rindu... Rinduu sekali. Terbesit dalam fikiran untuk mundur dari rantauan ini, mundur dari perkuliahan disini,dan mengulang semuanya hanya di Semarang saja agar rasa rindu ini tak muncul lagi. Tapi semua itu jelas tak akan membuat semuanya lebih baik. Semua itu akan lebih baik untuk diriku sendiri, bukan untuk mereka. Cita cita seorang ayah yg menginginkan anaknya kembali ke kota rantauannya dulu hingga suatu saat dia bertemu dengan sosok perempuan yg cantik,sabar,dan pengertian sampai saatnya sebuah janji pernikahanpun diucapkan.
Tentu, ada maksut lain kenapa harus melanjutkan perkuliahan yg berbeda kota dengan orangtua. Hanya sebuah nasehat dari ayah yg harus aku ingat "carilah teman sebanyak banyaknya disana, maka kesepian gak akan datang kepadamu". Aku sudah menemukan teman teman yg tentunya mengerti aku, dan sering menemaniku saat aku merasa sepi (dibawah ratarata). Tapi... Rasa rindu itu selalu muncul lagi. Apa yg harus dilakukan lagi kecuali mencoba kuat dan sabar.

Tiba tiba, kabar datang dari adikku yg akan datang menemuiku disini. Senang? Tentu senang, aku tak akan merasakan kesepian lagi tentunya. Tapi, entah mengapa rasa rindu ini semakin kuat. Ketika dia berada disini menemaniku, aku selalu berusaha membuat dia senang, mengajaknya kemanapun, membelikannya barang barang apa yg dia mau, dan melakukan semua semampuku agar dia senang. Kuajaknya dia pergi bertemu teman temanku disini, kuajak ketempat tempat yg dia mau kunjungi. Hingga tiba saatnya dia harus menginap di tempat saudara kami di Bantul. Rasa tak mau menyia-nyiakan moment bersamanya memaksaku untuk ikut menginap disana juga, walau esok pagi pagi sekali aku harus kembali ke kos untuk masuk ke kegiatan perkuliahan. Disepanjang jalan, hanya bisa menutup kaca helm, jalan perlahan merasakan dinginnya angin pagi dan sesekali mengeluarkan air mata. Entah apa yg saat ini sedang aku rasakan, rindu melebihi rindu.Ketika kegiatan perkuliahan pun aku selalu menanyakan "kapan kamu balik? Besok atau nanti?". Dan ketika dia membalas "Nanti sore, tiket udah diberesin sama mamah". Betapa sakit hati ini harus berpisah dengannya begitu cepat. Kurela relakan setelah kegiatan perkuliahan bertemu dengannya, walaupun aku tau itu tak akan lama. Untuk kedua kalinya, perjalanan dari kampus menuju tempat saudara air mata ini menetes lagi entah rasanya rindu ini semakin menjadi jadi. Rasa ingin ikut pulang dan bertemu orangtua pun semakin menjadi jadi rasa tak ingin pisahpun semakin menjadi jadi. Dan saat aku bertemu dengannya, aku menemukannya sedang tertidur di sofa. Tanpa basa basi aku tidur disebelahnya, menutupi bekas air mata tadi. Jam menunjukan pukul 4 sore, itu tandanya aku harus kembali kekampusa dan menyelesaikan masalah untuk kegiatan makrab. Segera kubangunkan dia untuk bersiap siap aku antar ke pool travel yg sudah dipesan.

Hujan besar mengiringi perjalanan kami, sambil sesekali air mataku kembali menetes. Dan sesekali aku harus mengusapnya. Sesampainya disana, aku tak berani masuk menemaninya mencetak ticket, aku takut tak bisa menahan air mata ini. Dia keluar, aku mengira sudah beres tapi ternyata dia berangkat jam 7 malam. Seketika aku memutar otak, dan kuputuskan untuk membawanya kerumah temanku yg kebetulan gak jauh dari sana. Lagi lagi air mata menetes sesekali. Aku harus cepat cepat pergi kembali ke kampus. Akupun pergi tanpa mengucapkan apa apa padanya. Selama perjalanan, lagi air mata ini menetes dan meledak. Sesenggukan, air mata yg terus menerus keluar, rasa tak ingin ditinggal pergi, rasa ingin ikut pergi itu yg terjadi selama perjalanan.

Urusan dikampus selesai, aku kembali menemuinya. Aku rasa dia lapar, dia ingin makan sesegera mungkin aku mengirim pesan padanya menanyakan ingin makan nasi atau tidak. Diapun membalas dia lapar dan dia mau. Akupun mampir kesuatu tempat makanan siap saji yg cepat untuk dibungkus. Dia tampak senang aku bawakan makanan, sambil menahan air mata kami makan bersama.

Kini tiba saarnya pelepasan itu benaar benar terjadi. Di detik detik perpisahan kami, dia mengucapkan "makasih ya selama ini aku selalu diajak senang senang, diajak kesana kemari, I Love You" dan dia memlukku. Aku berusaha sekeras mungkin menahan air mata ini. Aku hanya membalas dengan senyuman dan segera memalingkan pandangan ke arah lain.

Dan kini, tas sudah masuk kedalam bagasi. Dia berpamitan denganku mnegucapkan kata perpisahan dan menjulurkan tangan mengajak saling berpelukan. Air mata ini sudah tak tertahan lagi. Dia melihatnya aku mengeluarkan air mata, diapun hanya mengatakan "jangan menangis, aku juga akan menangis jika kau menangis". Aku hanya diam dan memeluknya. Pelukan berlangsung sebentar karena dia harus segera naik ke mobil travel. Aku tak kuat untuk menunggu mobil travel pergi meninggalkanku. Jadi aku segera mungkin meniggalkannya. Dan lagi lagi air mata ini meledak, dan kembali sesenggukan itu terjadi lagi. Sesampainya di kos langsung ku pergi kekamar menutup pintu dan air mata ini semakin menjadi jadi kuambil jaket milik ayah, jas milik mamah. Tak henti hentinya air mata ini mengalir, dan berakhir karena tertidur.

2 komentar: