Judul Buku : Keterampilan
Menjelang 2020 untuk Era Global
Penulis : Prof.
Dr. Ing. Wardjiman Djojonegoro
Penerbit : Dep - Dik - Bud Press
Tebal Buku : XXII + 83
halaman
ISBN : 979-9001-04-8
Tuntutan
Ekonomi
Meningkatnya
persaingan global maupun regional yang akan dihadapi Indonesia, membutuhkan
tingkat penguasaan keterampilan kejuruan yang memadai melalui sistem pelatihan
yang mampu melaksanakan metoda terbaik dan bermutu Era perdagangan bebas
selanjutnya, juga akan membuka peluang baru sekaligus tantangan untuk industri
- industri lain di Indonesia. Misalnya, di sektor pertanian. Kebutuhan tenaga
kerja disektor pertanian relatif cenderung menurun, namun daya serap tenaga kerja
pada sektor ini masih yang terbesar. Dorongan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas produk-produk pertanian untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor
sudah mulai terasa saat ini.
Pendidikan
Kejuruan untuk Masa Depan Indonesia
Menuju
tahun 2020, perekonomian Indonesia akan berubah dan berkembang ke arah
perekonornian global, sehingga perusahaan dan industri di Indonesia dituntut
untuk mampu bersaing di pasar regional maupun global. Untuk menghadapinya,
Indonesia memerlukan strategi yang kuat, yaitu dengan mengembangkan sumber
daya. Sumber daya Indonesia yang paling berharga adalah keterampilan dan
keahlian bangsanya. Upaya peningkatan nilai tambah pada salah satu sumber daya
yang dimaksudkan di atas, yaitu dengan cara meningkatkan keterampilan dan keahlian
generasi muda Indonesia yang akan memasuki dunia kerja dan melatih ulang serta
meningkatkan keterampilan dan keahlian bagi mereka yang sudah bekerja, agar
tetap selaras dengan perkembangan teknologi dan perubahan pasar.
Sistem
Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan merupakan usulan untuk kemudian dirancang
sedemikian rupa sehingga memenuhi tuntutan ekonomi di industri. Pendidikan dan
Pelatihan Kejuruan mempunyai tujuan utama untuk memberikan bekal keterampilan
dan pengetahuan-pengetahuan pendukungnya agar siswa dapat menjadi pekerja yang
produktif dan mampu bcrsaing dalam mendapatkan tempat kerja maupun dalam
mempersiapkan diri untuk meniti karir yang lebih tinggi. Untuk dapat mencapai
tujuan ini, kerja sama yang erat antara penyelenggara pendidikan dan pelatihan
dengan industri harus dikembangkan dalam menetapkan berbagai standar keahlian
(diklat) , pengembangan kurikulum, dan kebijakan pengelolaan sistem. Secara
umum, usulan pengembangan ini dirancang atas dasar kebijakan “link” dan “match” yang diterapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(Depdikbud). Selain itu, disebutkan pula rencana kebijakan pengembangan sistem
“Pelatihan berbasis kompetensi industri” (Competency Based Training) di
Indonesia serta tindak lanjutmya.
Sistem
Pelatihan yang Dipicu oleh Industri
Sistem
pelatihan berbasis kompetensi diawali dengan pembentukan komite-komite industri
serumpun yang selanjutnya akan bekerja sama dengan para instruktur kejuruan
untuk mengembangkan seperangkat standar keterampilan yang berkaitan langsung dengan
kebutuhan nyata lapangan kerja. Ada kesepadanan antara pelatihan on-the-job
(berlatih sambil bekerja) dan off-the-job (berlatih di luar tempat kerja) dan
tidak menjadi soal dimana keterampilan itu diperoleh.
Suatu
proses berkesinambungan untuk meningkatkan mutu dan upaya sekuat tenaga untuk
mencapai hasil yang terbaik dengan jalan meramu berbagai karya yang paling baik
(best practice) yang telah dicapai oleh berbagai pihak, baik yang berada di
luar maupun di dalam lingkungan sendiri. Best Practice merupakan hasil kinerja
yang diketahui terbaik dari setiap prosedur atau metoda yang diterapkan.]dari
sertifikat yang diberikan pada siswa/pekerja. Perusahaan akan mengerti apa arti
sebuah sertifikat dalam kaitannya dengan keterampilan, karena dalam sertifikat
tersebut keterampilan akan dijelaskan dalam format-format yang sesuai dengan
industri dan tempat kerja.
Beberapa
tahun ini, beberapa proyek telah merintis dikembangkannya standar-standar
kompetensi yang berkaitan langsung dengan kurikulum dan materi-materi ajaran
yang telah dipakai oleh SMK dan program-program Diploma. Beberapa industri juga
telah mengembangkan pelatihan berbasis kompetensi dalam program intern mereka.
Dalam hal ini industri harus mau menyediakan tempat untuk memperoleh pengalaman
kerja tersebut, jika ingin merekrut tenaga kerja yang kompeten.
Siswa
dan Program Pelatihan
Sistem
SMK yang ada .saat ini merupakan investasi nasional yang sangat besar di bidang
pendidikan kejuruan. Pengembangan SMK melalui Sistem Ganda merupakan prioritas
yang baik untuk dilakukan. Di negara lain istilah `magang’ menggambarkan
seseorang yang telah bekerja pada suatu perusahaan dan mendapat pelatihan
diperusahaan serta dibebaskan beberapa hari untuk belajar resmi di suatu
sekolah. Sedangkan magang di Indonesia tidaklah demikian, meskipun magang
tersebut berbasis di perusahaan. Magang di Indonesia berbeda dengan pendidikan
Sistem Ganda karena siswanya sudah lepas dari pendidikan formal. Banyak program
magang dimana kegiatan off-the-job trainingnya dilaksanakan di suatu pusat
pelatihan yang dikelola oleh departemen‑departemen
lain di luar Depdikbud. Sebaliknya beberapa SMK juga melayani off the-job
training bagi pemagang industri dengan mengenakan biaya pelatihan tertentu. Ada
juga beberapa prakarsa yang disponsori KADIN dan beberapa lembaga lain untuk
mengembangkan dan menerapkan pemagangan di Indonesia. Pemagangan akan
mempunyai peran penting dalam melatih tenaga kerja pemula. SMK perlu meruhah
perannya secara bertahap sehingga dapat memenuhi misi pendidikan kejuruan yang
lebih luas.
Semua
program di SMK dimulai dengan belajar tentang dasar-dasar kejuruan ditahun
pertama. Selanjutnya siswa akan menempuh program kombinasi antara ‘work-based
learning’ dan ‘school-based learning’, bisa sejak tahun pertama. Maka dari itu,
SMK harus mempromosikan secara proaktif program pendidikan bagi
karyawan-karyawan di daerah masing-masing. Perhedaan waktu praktek kerja akan
memberikan tingkat Kompetensi yang herbeda. Program praktek kerja yang tersedia
harus dioptimasikan agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada
seluruh siswa.
Jalur yang Fleksibel
Memberikan
pelatihan keterampilan dasar yang baik kepada siswa merupakan hal yang sangat
penting di SMK. Istilah “pembelajaran konsektual” mulai diusulkan untuk lebih
mengintegerasikan antara teori dan praktik yang dikembangkan dari pembelajaran
konsektual. Dalam hal ini, pendidikan kejuruan di Indonesia seharusnya bisa
memberikan keluwesan untuk memilih jenjang kedepannya. Sampai saat ini, tamatan
SMK di Indonesia dirasa sulit untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal ini
yang menjadikan alasan para orangtua untuk lebih memilih menyekolahkan
anak-anaknya di SMA.
Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan
Sistem SMK merupakan investasi dan
pembiayaan operasional terbesar yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam
pendidikan kejuruan. Sehingga, hal ini dapat menunjang lebih dalam pembelajaran
yang lebih terpusatkan kedalam keterampilan. SMK seharusnya membuat rencana
untuk peningkatan dan pengendalian mutu. Secara terstruktur proses ini dapat
menggunakan “Total Performance Manager” atau “Bench-marking” dengan bantuan
PPPG. Selanjutnya, usaha peningkatan kualitas disebut dengan “best practice”.
Upaya mutu melalui “best practice” dan
TPM harus dilembagakan sebagai program formal pada semua SMK.
Sampai
saat ini beberapa SMK di Indonesia, masih belum memilki tenaga pendidik yang
memilki banyak pengalaman dari industri. Padahal, seharusnya untuk membentuk
peserta didik yang dapat berkompetensi di industri tentu harus ada arahan dari
guru yang telah memiliki banyak pengalaman.
Pemberian pengetahuan dan pembekalan
dibidang kewirausahaan merupakan salah satu alternatif yang bisa diambil oleh
peserta didik di SMK. Sehingga, apabila setelah lulus nanti mereka belum
memilki kompetensi yang baik dan merasa kesusahan untuk melanjutkan di
perguruan tinggi, mereka dapat membuka usaha sendiri sehingga dapat
meningkatkan perputaran ekonomi di Indonesia juga.
Pengelolaan Sistem
Sistem
pendidikan dan pelatihan kejuruan berbasis kompetensi yang dibutuhkan industri
merupakan sistem yang diperlukan dalam pengimplementasian. Mengembangkan
standar keterampilan bagi sektor industri, menjadikan peran industri lebih
besar dalam pengembangan kebijakan, mempunyai badan – badan tingkat nasional,
propinsi, dan lokal/sekolah yang akan membentuk kemitraan merupakan unsur
terpenting dalam pembentukan sistem tersebut. Program ini merupakan program
yang dapat dilakukan untuk jangka panjang. Usulan yang diusulkan adalah dengan
membentuk Badan Pelaksanaan Standar Keterampilan Kejuruan (BPSKK) dan menyusun
pedoman umum di tingkat nasional maupun daerah / propinsi. Rancangan ini dibuat
untuk membantu para pengusaha dalam hal perekrutan tenaga yang terampil dan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Selanjutnya nanti, pemantauan dan
pengevaluasi penyelenggaraan dapat dilakukan oleh DPPKN.
Saat ini, sudah mulai berjalan Badan
Pelaksanaan Standar Keterampilan Kejuruan. Dapat diperhatikan juga, bahwa
usulan yang dibuat telah dipikirkan sampai tahap evaluasi. Hal ini tentu sudah
menjadi langkah awal yang baik untuk mempersiapkan dan mengimplementasikan
sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan berbasis kompetensi.
Garis Besar Program untuk Pembaruan
Saat ini terdapat kesempatan yang
baik untuk melakukan perubahan. Kesempatan tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik, melalui perencanaan yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini perlu segera
diambil langkah awal untuk memulai semua agar tidak terlambat. Perencanaan
jangka pendek harus dilakukan terlebih dahulu. Unsur terpenting dalam
perencanaan jangka pendek adalah kesediaan negara – negara donor (Australia dan
Jerman) untuk membantu. Selanjutnya, Sekretariat Nasional harus membentuk dan
mengkonsentrasikan beberapa standar dalam bidang sesuai dengan prioritas.
Prioritas pertama yang harus segera dibentuk adalah pertanian; perhotelan dan
pariwisata; bangunan, konstruksi; dan konsultasi, teknologi telekomunikasi.
Selanjutnya adalah bidang manufaktur; mesin; listrik; bisnis dan perkantoran;
tekstil; garmen/produk tekstil; sepatu dan alas kaki. Priotas ini dibuat
berdasarkan peluang terbesar yang ada di Indonesia. Namun sayangnya, sampai
saat ini Sekolah Kejuruan dibidang yang merupakan prioritas pertama belum
banyak dibentuk. Apabila prioritas pertama sudah dijalankan dari dulu, mungkin
saat ini bidang – bidang yang merupakan prioritas pertama sudah berjalan maju
dan tidak tertinggal dari negara – negara lain, dan bisa menjadi perubahaan
jangka panjang tentunya. Negara kita kurang peka terhadap perubahan ini.
Sejauh ini dari semua aspek yang
telah dibahas, usulan usulan dalam persiapan menuju 2020 berjalan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat. Namun, waktu pelaksanaannya masih terasa lamban.
Apabila usulan-usulan tersebut bisa berjalan dengan cepat dan bisa terlaksana
dengan baik, di tahun 2020 nanti Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di Indonesia
pasti sudah maju dari negara – negara lain.
URL : http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=47008&keywords=keterampilan+menjelang+2020